Selasa, 09 Maret 2010 0 komentar By: erinz_area

PTK Metode Kooperatif Tipe STAD

Pengaruh Peneranan Pengajaran Georafi dengan Menggunakan Metode Kooperatif Tipe STAD Terhadap Ketuntasan Belajar Siswa di Kelas XlI IPS - 1 SMA Negeri 8 Surabaya Pada Pokok Bahasan Penginderaan Jauh Tahun Pelajaran 2009 / 2010

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di ikuti dengan penemuan - penemuan baru, memberikan gambaran bahwa perkembangan ilmu dan teknologi semakin cepat. Perkembangan teknologi tidak akan lepas dari perkembangan bidang - bidang yang lain terutama SDM. Seiring dengan kemajuan IPTEK tersebut bidang ilmu Geografi harus mampu mengikuti perkembangan bidang - bidang ilmu yang lain.
Goegrafi sebagai salah satu disiplin ilmu yang memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini. Oleh karena itu program pendidikan sosial dan ilmu pendidikan yang lainnya diupayakan dapat memberikan kemampuan kepada peserta didik untuk memperdalam dan menguasai IPTEK tersebut.
Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah rendahnya mutu pendidikan. Hal ini terbukti dengan hasil ujian yang selau di bawah standart yang telah ditetapkan. Oleh karena itu untuk mengikuti perkembangan IPTEK tersebut mutu pendidikan dapat ditingkatkan melalui berbagai upaya yang meliputi pengembangan kurikulum, peningkatan mutu tenaga pengajar, pengembangan kualitas belajar mengajar, dan lingkungan yang kondusif.
Dari upaya - upaya tersebut komponen yang merupakan kunci pokok bagi keberhasilan peningkatan mutu pendidikan adalah guru. Untuk itu kemampuan profesional guru perlu ditingkatkan dan dikembangkan melalui pendidikan, pelatihan, dan pembinaan serta berkesinambungan. Peningkatan dan pengembangan profesionalisme tersebut meliputi berbagai aspek antara lain kemampuan guru dalam penguasaan meteri pengajaran dan kemampuan menggunakan metode dan saran dalam proses belajar mengajar.
Geografi merupakan salah satu dari ilmu pengetahuan yang berperan dalam pendidikan di sekolah, namun selama ini terdapat kesan atau anggapan bahwa mata pelajaran Geografi itu sulit, tidak menarik, dan cenderung membosankan, sehingga siswa enggan untuk mempelajari Geografi, apalagi tertarik.
Dengan berkurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran Geografi jelas akan mempengaruhi sikap siswa terhadapa pelajaran Geografi sehingga berdampak pada turunnya kemampuan penguasaan materi Geografi. Karena minat siswa yang kurang terhadap pelajaran geografi, hal ini menjadikan Geografi bukanlah mata pelajaran yang kurang favorit untuk dipelajari di sekolah - sekolah, sehingga Geografi benar menjadi pelajaran yang tidak disukai siswa.
Dengan uraian di atas maka penulis ingin membuat laporan mengenai bagaimana minat siswa terhadap mata pelajaran Geografi, serta pengaruhnya terhadap nilai tugas dan ulangan harian.

B.Rumusan Masalah
1.Bagaimana minat siswa SMA Negeri 8 Surabaya terhadap mata pelajaran Geografi ?
2.Bagaimana minat siswa SMA Negeri 8 Surabaya dalam belajar Geografi dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD ?
3.Apakah minat siswa dan metode pengajaran yang digunakan dalam pelajaran Geografi berpengaruh terhadap ketuntasan belajarnya ?

C.Tujuan
1.Untuk mengetahui bagaimana minat siswa SMA Negeri 8 Surabaya terhadap mata pelajaran Geografi ?
2.Untuk mengetahui bagaimana minat siswa SMA Negeri 8 Surabaya dalam belajar Geografi dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD ?
3.Untuk mengetahui apakah minat siswa dan metode pengajaran yang digunakan dalam pelajaran Geografi berpengaruh terhadap ketuntasan belajarnya ?

D.Metode Penelitian
1.Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama kegiatan PPL yang berlangsung pada tanggal 11 Juli - 11 September 2009 di SMA Negeri 8 Surabaya
2.Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII - IPS Semester Ganjil tahun 2009 - 2010 di SMA Negeri 8 Surabaya. Keseluruhan subyek yang diteliti bersifat homogen, yang berarti bahwa materi yang disajikan sama siswa tidak dibedakan berdasarkan kemampuan masing - masing.
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah kelas XII - IPS 1 Semester Ganjil tahun 2009 - 2010 di SMA Negeri 8 Surabaya.
3.Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan.
4.Tehnik Pengumpulan Data
a.Metode Angket
Metode angket dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada responden secara tertulis tentang pendapat mereka mengenai belajar geografi dengan menggunakan metode diskusi.
b.Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mendapatkan data tentang ketuntasan belajar siswa yang berupa kuantitatif berbentuk skor. Pelaksanaan tes pada akhir pembelajaran ( akhir materi )
5.Prosedur Penelitian
Langkah - langkah dalam penelitian :
a.Proses belajar mengajar menggunakan Metode Kooperatif Tipe STAD dengan diskusi kelompok.
b.Tes di akhir meteri pembelajaran
c.Menyebarkan angket
6.Standart Ketuntasan Belajar
Standart ketuntasan belajar yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah apabila siswa mencapai skor nilai 70 di dalam menjawab pertanyaan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.Hakekat Belajar Mengajar
Proses belajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Peristiwa belajar mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep. Oleh karena itu, perwujutan proses belajar mengajar dapatr terjadi dalam berbagai model.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam hubungan belajar mengajar mempunyai arti yang luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa meteri pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas daripada pengertian mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang.
Dalam satu kali proses belajar mengajar, yang pertama kali dilakukan adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus ( TPK ) yang akan di capai. Setelah merumuskan TPK, langkah berikutnya adalah menentukan metode mengajar yang merupakan wahana pengembangan meteri pembelajaran sehingga dapat diterima dan menjadi milik siswa. Kemudian menentukan alat peraga pengajaran yang dapat digunakan untuk memperjelas dan menunjang tercapainya tujuan tersebut. Langkah yang terakhir adalah menentukan alat evaluasi yang dapat dujadikan sebagai feedbeck bagi guru dalam meningkatkan kualitas mengajarnya maupun kusntitas belajar siswa. Dari uraian ini jelaslah bahwa belajar mengajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berkaitan satu sama lain, dan merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Pemahaman akan pengertian dan pandangan akan banyak mempengaruhi peranan dan aktivitas guru dalam mengajar. Sebaliknya, aktivitas guru dalam mengajar dan aktivitas siswa dalam belajar sangat bergantung pula pada pemahaman guru terhadap mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan terjadinya interaksi manusiawi dengan berbagai aspek yang cukup kompleks.

B.Tinjauan Umum Pembelajaran Kooperatif
Semua model mengajar ditandai dengan adanya strukrur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan ( reward ). Struktur tugas mengacu kepada dua hal yaitu pada cara pembelajaran itu di organisasikan dan jenis kegiatan yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas. Hal ini berlaku pada pengajaran klasikal maupun pengajaran dengan kelompok kecil, siswa diharapkan melakukan apa selama pengajaran itu, baik tuntutan akademik dan sosial terhadap siswa pada saat merka bekerja menyelesaikan tugas - tugas belajar yang diberikan kepada mereka. Struktur tugas berbeda sesuai dengan berbagai macam kegiatan yang terlibat dalam pendekatan pengajaran tertentu.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak - tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keseragaman, pengembangan keterapilan sosial.
Sebenarnya pembelajaran kooperatif merupakan ide lama. Pada awal abad pertama seorang filosof berpendapat bahwa untuk dapat belajar seseorang harus memiliki pasaangan atau teman. Dari situlah ide pembelajaran kooperatif dikembangkan. Pada pembelajaran kooperatif tidaklah berevolusi dari satu pendekatan belajar tunggal. Model ini dapat diteluisuri kembali dari zaman yunani kuno, namun perkembangannya pada masa kini dapat dilacak dari karya para ahli psikologi pendidikan dan teori belajar pada abad ke - 20.
Pada tahun 1916, Jhon Dewey, yang kemudian mengajar di Universitas Chicago, menulis menulis sebuah buku yang berjudul Democracy and Education. Dalam buku itu dia menetapkan sebuah konsep pendidikan yang menyatakan bahwa kelas seharusnya cermin dari masyarakat yang lebih besar dan berfungsi sebagai labolatorioum tentang kehidupan nyata.
Beberapa Tahun setelah Dewey memperkenalkan pedagoginya, Herbert Thelan ( 1954, 1969 ), juga dari Universitas Chicago, mengembangkan prosedur yagn lebih tepat untuk membantu siswa bekerja dalam kelompok. Seperti halnya Dewey, Phelan berargumentasi bahwa kelas haruslah merupakan labolatorium atau miniatur demokrasi yang bertujuan mengkaji masalah - masalah sosial dan antar pribadi. Thelan yang tertarik dengan dinamka kelompok, mengembangkan bentuk yang lebih rinci dan terstruktur dari penyelidikan kelompok yang akan dibicarakan kemudian, mempersiapkan dasar konseptual untuk pengembangan masa kini pembelajaran kooperatif.
Tabel Langkah - Langkah
Model Pembelajaran Koopertif
Fase Tingkah laku guru
Fase - 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotifasi sisawa belajar
Fase - 2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Fase - 3
Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok - kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok - kelompok belajra dan membantu setiap kelompok agar melakukan transasasi secara efisien
Fase - 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok - kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase - 5
Evaluasi
Guru mengefaluasi hasil belajar tentang materi belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing - masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Fase - 6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara - cara untuk menghargai baik upaya maupu hasil belajar individu dan kelompok

Dalam STAD, siswa dikelompokkan dalam tim - tim pembelajaran dengan empat anggota, anggota tersebut campuran ditinjau dari tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku. Guru mempresentasikan sebuah pelajaran dan kemudian siswa bekerja dalam tim - timnya untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menuntaskan pelajaran itu. Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis individu tentang bahan ajar tersebut, pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu.
Ide utama di balik STAD adalah untuk memotifasi siswa saling memberi semangat dan membantu dalam menuntaskan dalam menuntaskan keterampilan keterampilan yang dipresentasikan guru. Apabila siswa menginginkan tim mereka mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu tim dalam mempelajari bahan ajar tersebut. Mereka harus memberi semangat teman satu timnya yang melakukan yang terbaik, menyatakan norma bahwa belajar itu penting, bermanfaat, dan menyenangkan. Siswa bekerja sama setelah guru mempresentasikan pelajaran. Mereka dapat bekerja berpasangan dengan cara membandingkan jawaban - jawabannya, mendiskusikan perbedaan yang ada, dan saling membantu satu sama lain saat menghadapi jalan buntu.
STAD terdiri dari Lima Komponen Utama : Presentasi Kelas, Kerja Tim, Kuis, Skor Perbaikan Individu, dan Penghargaan Tim. Bahan ajar dalam STAD mula - mula diperkenalkan melalui presntasi kelas. Presentasi ini paling sering menggunakan pengajaran langsung atau suatu ceramah - diskusi yang dilakukan oleh guru, namun presentasi dapat meliputi presentasi audio - visual atau kegiatan penemuan kelompok. Pada kegiatan ini siswa bekerja lebih dulu untuk menemukan informasi atau mampelajari konsep - konsep atas upaya mereka sendiri sebelum pengajaran guru. Presentasi kelas dalam STAD berbeda dari pengajaran biasa, hanya pada presentasi tersebut harus jelas - jelas memfokus pada unit STAD tersebut. Dengan cara ini, siswa menyadari bahwa mereka harus sungguh - sungguh memperhatikan presentasi kelas tersebut, karena dengan begitu akan membantu mereka mengerjakan kuis dengan baik, dan skor kuis mereka menentukan skor timnya.

BAB III
DATA DAN HASIL PENELITIAN

Dari penelitian yang saya lakukan, data - data yang berhasil dikumpulkan dan dianalisis serta disajikan oleh penulis adalah sebagai berikut :
A.Populasi dan Sampel
1.Populasi
Populasi atau subjek yang dijadikan sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII - IPS di SMA Negeri 8 Surabaya yang berjumlah 158 orang siswa.
2.Sampel
Sedangkan sampel yang peneliti ambil adalah siswa kelas XII IPS - 1 di SMA Negeri 8 Surabaya yang berjumlah 39 orang siswa.
B.Analisis dan Hasil Penelitian
1.Hasil Pengisian Angket Siswa
a.Pandangan Siswa Terhadap Pelajaran Geografi
Kedudukan Pelajaran Geografi Jumlah
Geografi pelajaran yang sulit 5
Geografi pelajaran yang sedang 28
Geografi pelajaran yang mudah 6
Jumlah 39

Responden yang menganggap pelajaran Geografi sulit x 100
Jumlah total responden
= 5/39 x 100% =12,8%

Responden yang menganggap pelajaran Geografi sedang x 100
Jumlah total responden
= 28/39 x 100% = 71,8%

Responden yang menganggap pelajaran Geografi mudah x 100
Jumlah total responden
= 6/39 x 100 % = 15,4 %


Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa reponden yang menganggap Geografi adalah pelajaran yang sulit, yaitu sekitar 12,8 % sedangkan responden yang menganggap bahwa pelajaran Geografi adalah pelajaran yang sedang, adalah 71,8 % dan responden yang menganggap bahwa pelajaran Geografi adalah pelajaran yang mudah adalah 15,4 %. Dari hasil keseluruhan prosentase di atas jumlah siswa yang menyatakan bahwa pelajaran Geografi adalah pelajaran yang sedang tingkat kesulitannya lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang menganggap bahwa pelajaran Geografi merupakan pelajaran yang sulit maupun yang menganggap mudah.

b.Kedudukan Metode Kooperatif Tipe STAD Dalam Pelajaran Geografi
Metode kooperatif menyenangkan 35
Metode kooperatif tidak menyenangkan 4
Jumlah 39

Responden yang menganggap metode kooperatif menyenangkan x 100
Jumlah total responden
= 35/39 x 100 %
= 92,1 %

 Responden yg menganggap metode kooperatif tdk menyenangkan x 100
Jumlah total responden
= 4/39 x 100 %
= 10,2 %

Dari perhitungan di atas diketahui bahwa responden yang menganggap belajar Geografi dengan menggunakan metode kooperatif menyenangkan, yaitu 92,1 %, sedangkan responden yang menganggap belajar geografi dengan menggunakan metode kooperatif tidak menyenangkan adalah sekitar 10,2 %. Dari hasil keseluruhan prosentase di atas jumlah siswa yang menyatakan bahwa belajar Geografi dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD menyenangkan lebih banyak dibandingkan mereka yang menyatakan bahwa belajar Geografi dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD tidak menyenangkan.

c. Tanggapan Siswa Tentang Metode Kooperatif Tipe STAD
Dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD materi lebih mudah dipahami
36
Dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD materi sulit dipahami 3
Jumlah 39

 Responden yang lebih mudah memahami materi x 100
Jumlah total responden

= 36 x 100 %
39
= 92,3 %

 Responden yang sulit memahami materi x 100
Jumlah total responden

= 3 x 100 %
39
= 7,7 %

Dari perhitungan data di atas diketahui bahwa responden yang lebih mudah memahami materi dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD yaitu 92,3%, sedangkan responden yang sulit memahami materi dengan mengguanakan metode kooperatif tipe STAD adalah 7,7%. Dari hasil keseluruhan prosentase di atas jumlah siswa yang menyatakan bahwa belajar Geografi dengan menggunakan metode koopertif tipe STAD materi lebih mudah dipahami dari pada siswa yang menyatakan bahwa dengan menggunakan metode koopertaif tite STAD materi sukit untuk dipahami.

d. Mengerjakan Soal dengan Menggunakan Metode Kooperatif Tipe STAD
Mengerjakan soal dengan metode kooperatif tipe STAD lebih mudah 35
Mengerjakan soal dengan metode koopertif tipe STAD lebih sulit 4
Jumlah 39

 Responden yang lebih mudah mengerjakan soal x 100
Jumlah total responden

= 35 x 100 %
39
= 89,7 %

 Responden yang lebih sulit mengerjakan soal x 100
Jumlah total responden

= 4 x 100 %
39
= 10,2 %


Dari perhitungan data di atas diketahui bahwa responden yang merasa lebih mudah mengerjakan soal dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD sebesar 89,7 % sedangkan responden yang merasa sulit mengerjakan soal dengan menggunakan metode kooretif tipe STAD sebesar 10,2 %. Dari hasil keselurah prosentase di atas, jumlah siswa yang menyatakan lebih mudah mengerjakan soal dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD lebih banyak dibandingkan dengan jumlah siswa yang menyatakan bahwa mengerjakan soal dengan menggunakan metode kooretif tipe STAD lebih sulit.



2. Hasil Pengerjaan Soal
a. Pengerjaan Soal Secara Individu
Siswa mencapai standart ketuntasan belajar yang ditetapkan 25
Siswa tidak mencapai standart ketuntasan belajar yang ditetapkan 14
Jumlah 39





 Siswa mencapai standart ketuntasan belajar yang ditetapkan x 100
Jumlah total responden
= 25 x 100 %
39
= 64,1 %

 Siswa tidak mencapai standart ketuntasan belajar yang ditetapkan x 100
Jumlah total responden

= 14 x 100 %
39
= 35,9 %

Dari data di atas dapat diketahui bahwa dalam mengerjakan soal secara individu siswa yang mencapai ketuntasan belajar yang ditetapkan dalam materi ini adalah 64,1% sedangkan siswa yang tidak mencapai standart ketuntasan yang ditetapakan adalah 35,9%. Dari hasil analisis yang dilakukan penulis dapat diketahui bahwa, dengan mengerjakan soal secara individu siswa yang mencapai standart ketuntasan belajar yang ditetapkan lebih banyak daripada siswa yang tidak mencapai standart ketuntasan belajar yang telah ditetapkan deng selisih 28,2%.

b. Pengerjaan Soal Secara Berkelompok

Siswa mencapai standart ketuntasan belajar yang ditetapkan 30
Siswa tidak mencapai standart ketuntasan belajar yang ditetapkan 9
Jumlah 39

 Siswa mencapai standart ketuntasan belajar yang ditetapkan x 100
Jumlah total responden

= 30 x 100 %
39
= 76,9 %
 Siswa tidak mencapai standart ketuntasan belajar yang ditetapkan x 100
Jumlah total responden

= 9 x 100 %
39
= 23,1 %

Dari data di atas dapat diketahui bahwa dalam mengerjakan soal secara berkelompok siswa yang mencapai standart ketuntasan belajar yang telah ditetapkan dalam meteri ini adalah 76,9 % sedangkan siswa yang tidak mencapai standart ketuntasan belajar yang ditetapkan adalah 23,1%. Dari hasil analisis yang dilaklukan oleh penulis dapat diketahui bahwa, dengan mengerjakan soal secara secara berkelompok siswa yang mencapai ketuntasan belajar yang ditetapkan lebih banyak daripada siswa yang tidak mencapai standart ketuntasan belajar yang ditetapkan dengan selisih 53,8 %

Dari hasil analisis perbandingan selisih ketuntasan belajar siswa antara mengerjakan soal secara individu dan berkelompok dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa dengan mengerjakan soal secara berkelompok lebih besar dibandingkan ketika siswa mengerjakan soal secara individu yaitu sebesar 25,6 %.



BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari data yang telah dikumpulkan oelh penulis dan setelah dilakukan analisa dan perhitungan maka penulis talah memperoleh beberapa kesimpulan yang menggambarkan hasil dari penelitian penulis tentang metode pembelajaran kooperatif tipe STAD ini. Berdasarkan data yang telah diuraikan maka dapat diketahui bahwa siswa di SMA Negeri 8 Surabaya kebanyakan memandang mata pelajaran Geografi sebagai mata pelajaran yang mudah, hanya sebagian kecil yang memandang mata pelajaran Geografi sebagai mata pelajaran yang sulit. Siswa yang memandang bahwa belajar mata pelajaran Geografi dengan menggunakan metode kooperatif lebih menyenangkan lebih banyak daripada siswa yang memandang belajar mata pelajaran Geografi dengan mengguanak metode kooperatif kurang menyenangkan. Dengan mengguakan metode kooperatif siswa juga merasa lebih mudah memahami materi pelajaran, sehingga siswa lebih mudah dalam menyelasaikan soal - soal maupun tugas yang diberikan oleh guru.

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat dapat mengambil kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode kooperaif tipe STAD materi yang disampaikan mudah dipahami oleh siswa. Hal ini dapat diketahui dari hasil tes yang telah dikerjakan oleh siswa. Dari hasil tes tersebut dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode koopertif tipe STAD, siswa yang mencapai ketuntasan belajar lebih banyak daripada ketika mengunakan metode individualistik.

B. SARAN

Setelah melihat hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis apat memberikan saran kepada bapak atau ibu guru yang mengajar mata pelajaran geografi agar menggunakan metode kooperatif tipe STAD ini agar siswa saling berinteraksi atau bertukar pikiran dengan sesama siswa sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi dan mengerjakan soal.




DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2002. prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
Uzer Usman, Muhammad. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya
Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran Koopertif. Surabaya : Pusat Sains Matematika Sekolah Unesa
Ibrahim, Muslimin. dkk. Pembelajaran kooperatif. Surabaya : Unesa – University Press

spesifikasi satelit dunia

Beberapa Spesifikasi Satelit Dunia

oleh ririn ra'ifatur rahmah

1. Satelit ASTER
Satelit ASTER merupakan satelit berresolusi tinggi. ASTER dibangun oleh konsorsium pemerintah Jepang dengan berbagai kelompok peneliti. ASTER melakukan monitoring tutupan awan, es, temperatur lahan, penggunaan lahan, bencana alam, es lautan, tutupan salju dan pola vegetasi. Citra ini memiliki resolusi spasial 15 hingga 90 meter. Citra multispektral memiliki 14 saluran, yang memudahkan analisis obyek dengan panjang gelombang yang tidak terlihat oleh mata manusia seperti near IR, short wave IR, dan Thermal IR.Penyedia resmi citra ASTER adalah Sattelite Imaging Corporation (SIC) melalui USGS

Karakteristik Sensor Satelit ASTER
Tanggal Peluncuran 18 December 1999 at Vandenberg Air Force Base, California, USA
Orbit 705 km altitude, sun synchronous
Inklinasi Orbit 98.3 degrees from the equator
Periode Orbit 98.88 minutes
Ketinggian 681 kilometer
Resolusi pada Nadir 15 to 90 meters
Waktu Melintas Ekuator 10:30 AM solar time
Waktu Lintas Ulang 16 days
Sumber : http://www.satimagingcorp.com/satellite-sensors/ikonos.html

2. Satelit Landsat-7 ETM+
Program Landsat dimulai dengan diluncurkannya satelit Landsat-1. Landsat-1 merupakan satelit pengamatan bumi (EOS/Earth Observation Sattelite) yang pertama, diluncurkan pada tahun 1972. Satelit ini terkenal dengan kemampuannya merekam permukaan bumi dari angkasa. Generasi penerus satelit Landsat-1 yaitu Landsat-2, 3, 4, 5, dan 7. Pada saat ini Landsat-7 sebagai satelit pokok yang dioperasikan. Landsat-7 diluncurkan pada 15 April 1999. Landsat-7 ini dilengkapi dengan Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+), yang merupakan kelanjutan dari program Thematic Mapper (TM) yang diusung sejak Landsat-5. Saluran pada satelit ini pada dasarnya adalah sama dengan 7 saluran pada TM, namun diperluas dengan saluran 8 yaitu Pankromatik. Saluran 8 ini merupakan saluran berresolusi tinggi yaitu seluas 15 meter.
Karakteristik Sensor Satelit Landsat
Tanggal Peluncuran 24 September 1999 at Vandenberg Air Force Base, California, USA
Orbit 705 +/- 5 km (at the equator) sun-synchronous
Inklinasi Orbit 98.2 +/- 0.15
Periode Orbit 98.9 minutes
Ketinggian 681 kilometer
Resolusi pada Nadir 30x30 meter (TM), 120 m x 120 m pixel (far-infrared band/band 7)
Cakupan Citra 185 km (115 miles)
Waktu Melintas Ekuator 10:30 AM solar time
Waktu Lintas Ulang 16 days (233 orbits)
Saluran Citra Panchromatic, blue, green, red, near IR, middle IR, far IR, Thermal IR
Sumber : http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.satimagingcorp.com/satellite-sensors/landsat.html

spesifikasi satelit dunia

SPESIFIKASI BEBERAPA SENSOR SATELIT

oleh : Ririn Ra'ifatur Rahmah


1. Satelit IKONOS
Satelit Ikonos adalah satelit resolusi tinggi yang dioperasikan oleh GeoEye. Kemampuannya yang terliput adalah mencitrakan dengan resolusi multispektral 3,2 meter dan inframerah dekat (0,82mm) pankromatik. Aplikasinya untuk pemetaan sumberdaya alam daerah pedalaman dan perkotaan, analisis bencana alam, kehutanan, pertanian, pertambangan, teknik konstruksi, pemetaan perpajakan, dan deteksi perubahan. Mampu menyediakan data yang relevan untuk studi lingkungan. Ikonos menyediakan pandangan udara dan foto satelit untuk banyak tempat di seluruh dunia.
Karakteristik Sensor Satelit Ikonos
Tanggal Peluncuran 24 September 1999 at Vandenberg Air Force Base, California, USA
Masa Operasi 7 tahun lebih
Orbit 98.1 derajad, sun synchronous
Kecepatan pada Orbit 7.5 km/detik
Kecepatan diatas bumi 6.8 km/detik
Kecepatan mengelilingi Bumi 14.7 kali tiap 24 jam
Ketinggian 681 kilometer
Resolusi pada Nadir 0.82 meter (panchromatic); 3.2 meter (multispectral)
Resolusi 26° Off-Nadir 1.0 meter (panchromatic); 4.0 meter (multispectral)
Cakupan Citra 11.3 kilometer pada nadir; 13.8 kilometer pada 26° off-nadir
Waktu Melintas Ekuator 10:30 AM solar time
Waktu Lintas Ulang 3 days at 40° latitude
Saluran Citra Panchromatic, blue, green, red, near IR
Sumber : http://www.satimagingcorp.com/satellite-sensors/ikonos.html
2. Satelit QUICKBIRD
Quickbird adalah satelit resolusi tinggi milik DigitalGlobe. Dioperasikan secara langsung oleh perusahaan tersebut. Quickbird menggunakan sensor BGIS 2000 Sensor dengan derajad kedetilan resolusi 0.61 meter. Citra satelit ini merupakan sumber yang sangat baik dalam pemanfaatannya untuk studi lingkungan dan analisis perubahan penggunaan lahan, pertanian, dan kehutanan. Dalam bidang perindustrian, citra satelit ini dapat dimanfaatkan untuk eksplorasi dan produksi minyak/gas, teknik konstruksi, dan studi lingkungan.
Karakteristik Sensor Satelit Quickbird
Tanggal Peluncuran 24 September 1999 at Vandenberg Air Force Base, California,USA
Pesawat Peluncur Boeing Delta II
Masa Operasi 7 tahun lebih
Orbit 97.2°, sun synchronous
Kecepatan pada Orbit 7.1 Km/detik (25,560 Km/jam)
Kecepatan diatas bumi 6.8 km/detik
Akurasi 23 meter horizontal (CE90%)
Ketinggian 450 kilometer
Resolusi Pankromatik : 61 cm (nadir) to 72 cm (25° off-nadir)
Multi Spektral: 2.44 m (nadir) to 2.88 m (25° off-nadir))
Cakupan Citra 16.5 Km x 16.5 Km at nadir
Waktu Melintas Ekuator 10:30 AM (descending node) solar time
Waktu Lintas Ulang 1-3.5 days, tergantung latitude (30° off-nadir)
Saluran Citra Pan: 450-900 nm
Blue: 450-520 nm
Green: 520-600 nm
Red: 630-690 nm
Near IR: 760-900 nm
Sumber : http://www.satimagingcorp.com/satellite-sensors/ikonos.html
3. Satelit Palsar
Bertahap PALSAR adalah tipe Array L-band Synthetic Aperture Radar instrumen ALOS dan mampu menembus awan dan gambar bisa siang dan malam dan dalam semua kondisi cuaca. Diluncurkan pada bulan Januari 2006, PALSAR dioperasikan oleh Badan Antariksa Jepang.
Karakteristik Satelit Palsar
Kecenderungan sudut (derajat) ,16
Periode orbit (menit) 99 menit
Berarti waktu setempat di turun simpul 10:30 ± 15 menit
Rata-rata ketinggian (km) 691,65 km
Orbit per hari 14 27/46
Ulangi siklus (hari) 46 hari (671 orbit)
Polarisasi HH, VV, HH&HV, VV&VH
Beam Mode dan Nominal Resolusi
Mode Resolusi Tinggi
ScanSAR
10 m 10 m
100 m 100 m
Sumber : http://www.cstars.miami.edu/cstars-info/satellite-specifications
4. Satelit RadarSat-1
RadarSat-1 adalah C-Band Synthetic Aperture Radar (SAR) yang menembus awan dan gambar bisa siang dan malam dan dalam semua kondisi cuaca. Diluncurkan pada bulan November 1995, RadarSat-1 dioperasikan oleh MDA GeospatialServices Richmond, Kanada. Karakteristik Sensor Satelit RadarSat-1
Kecenderungan sudut (derajat) 98,6
Periode orbit (menit) 100,7 min
Berarti waktu setempat di simpul mendaki 18:00 ± 5 menit
Rata-rata ketinggian (km) 798 km (793-821)
Orbit per hari 14 7 / 24
Ulangi siklus (hari) 24 hari (343 orbit)
Polarisasi HH
Beam Modes dan Nominal Resolusi
Fine Beam
Standar Beam
ScanSAR
8 m 8 m
20 m 20 m
50 m 50 m
Sumber : http://www.cstars.miami.edu/cstars-info/satellite-specifications

5. SPOT-5 Satellite Imagery
Satellite Imaging Corporation acquires and provides SPOT-5 satellite imagery worldwide. Satelit Imaging Corporation mengakuisisi dan SPOT-5 menyediakan citra satelit di seluruh dunia. The SPOT-5 satelit pengamat Bumi berhasil ditempatkan ke orbit oleh Ariane 4 dari Guiana Space Centre di Kourou malam selama 3-4 Mei 2002. 2 vegetasi instrumen penumpang SPOT-5 juga menyediakan kesinambungan pemantauan lingkungan di seluruh dunia. SPOT-5 menawarkan sangat meningkatkan kemampuan, yang menyediakan biaya tambahan solusi pencitraan yang efektif. SPOT-5 yang membaik 5 meter dan 2,5 meter dan lebar resolusi pencitraan petak, yang meliputi 60 x 60 km atau 60 km x 120 km di kembar-modus instrumen, maka satelit SPOT-5 menyediakan keseimbangan yang ideal antara resolusi tinggi dan wide-area cakupan.
Karakteristik Sensor Satelit SPOT-5
Tanggal Peluncuran 3 Mei 2002
Peluncuran Kendaraan Ariane 4
Peluncuran Lokasi Guyana Pusat Antariksa Guyana, Kourou, Guyana Perancis
Orbital Ketinggian 822 kilometer
Inklinasi orbit 98,7 °, sun-synchronous
Kecepatan 7,4 Km / detik (26.640 Km / jam)
Waktu melintas ekuator 10:30 (descending node)
Orbit Time 101,4 menit
Kembali Sisa 2-3 hari, tergantung pada lintang
Lebar petak 60 Km x 60 Km sampai 80 Km di titik nadir
Metrik Akurasi <50m akurasi posisi horisontal (CE90%)
Digitalisasi 8 bit
Resolusi Pan: 2.5m dari 2 x 5m adegan
Pan: 5m (nadir)
MS: 10m (nadir)
SWI: 20m (nadir)
Image Bands Pan: 480-710 nm
Hijau: 500-590 nm
Red: 610-680 nm
Dekat IR: 780-890 nm
Shortwave IR: 1,580-1,750 nm
Sumber : http://www.satimagingcorp.com/satellite-sensors/spot-5.html
6. Satelit ENVISAT Asar
ENVISAT Asar adalah C-band Synthetic Aperture Radar Advanced instrumen onboard European Space Agency's ENVISAT satelit, dan mampu menembus awan dan gambar bisa siang dan malam dan dalam semua kondisi cuaca. Diluncurkan pada bulan Maret 2002, ENVISAT-1 yang dioperasikan oleh European Space Agency.
Karakteristik Sensor Satelit ENVISAT Asar
Kecenderungan sudut (derajat) 98,55
Periode orbit (menit) 100,6 min
Berarti waktu setempat di turun simpul 10:00 ± 5 menit
Rata-rata ketinggian (km) 799,8 km
Orbit per hari 14 11/35
Ulangi siklus (hari) 35 hari (501 orbit)
Polarisasi VV, HH, VH, HV
Beam Modes dan Nominal Resolusi
Image Mode
WideScan 30 m 30 m
50 m 50 m











Sumber : http://www.cstars.miami.edu/cstars-info/satellite-specifications


7. Satelit Cosmo-SkyMed
Cosmo-SkyMed (CO nstellation S atellites kecil untuk M editerranean baskom O bservation) adalah seorang Italia X-band SAR untuk observasi bumi dan satelit pertama diluncurkan Juni 2007. The Cosmo konstelasi akan terdiri dari empat Orbit bumi rendah (LEO) satelit menengah, masing-masing dilengkapi dengan multi-mode resolusi tinggi Synthetic Aperture Radar (SAR) yang beroperasi pada X-band dan dilengkapi dengan sangat fleksibel dan inovatif akuisisi dan transmisi data peralatan. Cosmo-SkyMed akan dioperasikan oleh Badan Antariksa Italia (ASI) dan akan memberikan aset pengamatan bumi yang ditandai dengan penuh cakupan global, segala cuaca, siang / malam akuisisi kemampuan, resolusi yang lebih tinggi, akurasi tinggi (lokasi geografis, Radiometri, dll ), kualitas gambar yang superior, cepat kembali / waktu tanggap, interferometrik / polarimetrik kemampuan dan lebih cepat-dan-mudah pemesanan dan pengiriman data, products and services. data, produk dan jasa.
Karakteristik Satelit Cosmo-SkyMed
Kecenderungan sudut (derajat) 97,86
Periode orbit (menit) 95 menit
Berarti waktu setempat di turun simpul 06:00 ± 15 menit
Rata-rata ketinggian (km) 619,6 km
Orbit per hari 14 13/16
Ulangi siklus (hari) 16 hari (237 orbit)
Konstelasi Satelit 4 pada 90 o pentahapan
Polarisasi (pilihan) HH, VV, HV, VH
Beam Mode dan Nominal Resolusi
Spotlight
StripMap Mode
HighImage
PingPong
ScanSAR Mode
Wideregion
Hugeregion 1 m 1 m

3 m 3 m
5 m 5 m

30 m 30 m
100 m 100 m
Sumber : http://www.cstars.miami.edu/cstars-info/satellite-specifications
Senin, 08 Maret 2010 0 komentar By: erinz_area

penanggulangan tenagakerja di indonesia

MAKALAH KETENAGAKERJAAN

Penanggulangan Permasalahan Ketenagakerjaan

Di Indonesia

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah

Ketenagakerjaan Semester gasal tahun 2009-2010

Oleh :

RIRIN RA’IFATUR RAHMAH

064274026

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdullilah dipanjatkan kepada Tuhan YME atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kepada seluruh umatnya. Melalui perjuangan dan untaian doa yang tulus terucap, tuhan memberikan kemudahan dan kelancaran jalan pada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir makalah ketenagakerjaan.

Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah tugas akhir sebagai syarat dari mata kuliah ketenagakerjaan semester gasal tahun 2009-2010

Penulis menyadari sepenuh hati bahwa penulisan makalah ini dapat berhasil berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik materiil maupun moril. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Tak ada gading yang tak retak. Begitu juga dengan penulisan laporan ini yang mungkin jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Surabaya, Desember 2009

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah pengangguran yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang. Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.

Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses ekspor impor, dll.

Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan keahlian kerja, sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan pendidikan anggota keluarganya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan diatas maka dapat dirumuskan “apakah yang menjadi permasalahan sehingga pengangguran di indonesia terjadi terus-menerus ?”

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang di urai, maka makalah ini dibuat untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor sehingga masalah ketenagakerjaan khususnya pengangguran di indonesia berlangsung teru-menerus.

D. Manfaat

Mendapat wawasan tentang dunia ketenagakerjaan di indonesia dan apa saja yang menjadi kendala selama ini. Dapat juga buat intropeksi diri mengapa semua masalah pengangguran ini terus menerus berlangsung di negara indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah penganggur yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.

Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan keahlian kerja, sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan pendidikan anggota keluarganya.

Dalam pembangunan Nasional, kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada penciptaan dan perluasan kesempatan kerja. Untuk menumbuh kembangkan usaha mikro dan usaha kecil yang mandiri perlu keberpihakan kebijakan termasuk akses, pendamping, pendanaan usaha kecil dan tingkat suku bunga kecil yang mendukung.

Kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota harus merupakan satu kesatuan yang saling mendukung untuk penciptaan dan perluasan kesempatan kerja. Mengingat 70 persen penganggur didominasi oleh kaum muda, maka diperlukan penanganan khusus secara terpadu program aksi penciptaan dan perluasan kesempatan kerja khusus bagi kaum muda oleh semua pihak.

Berdasarkan kondisi diatas perlu dilakukan Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP) dengan mengerahkan semua unsur-unsur dan potensi di tingkat nasional dan daerah untuk menyusun kebijakan dan strategi serta melaksanakan program penanggulangan pengangguran. Salah satu tolok ukur kebijakan nasional dan regional haruslah keberhasilan dalam perluasan kesempatan kerja atau penurunan pengangguran dan setengah pengangguran. GNPP ini dimaksudkan untuk membangun kepekaan dan kepedulian seluruh aparatur dari pusat ke daerah, serta masyarakat seluruhnya untuk berupaya mengatasi pengangguran. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sebaiknya segera dibentuk Badan Koordinasi Perluasan Kesempatan Kerja.

Kesadaran dan dukungan sebagaimana diwujudkan dalam kesepakatan GNPP tersebut, menunjukan suatu kepedulian dari segenap komponen bangsa terhadap masalah ketenagakerjaan, utamanya upaya penanggulangan pengangguran. Menyadari bahwa upaya penciptaan kesempatan kerja itu bukan semata fungsi dan tanggung jawab Depatemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, akan tetapi merupakan tanggung jawab kita semua, pihak pemerintah baik pusat maupun daerah, dunia usaha, maupun dunia pendidikan. Oleh karena itu, dalam penyusunan kebijakan dan program masing-masing pihak, baik pemerintah maupun swasta harus dikaitkan dengan penciptaan kesempatan kerja yang seluas-luasnya.

Menurut data BPS angka pengangguran pada tahun 2002, sebesar 9,13 juta penganggur terbuka, sekitar 450 ribu diantaranya adalah yang berpendidikan tinggi. Bila dilihat dari usia penganggur sebagian besar (5.78 juta) adalah pada usia muda (15-24 tahun). Selain itu terdapat sebanyak 2,7 juta penganggur merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan (hopeless). Situasi seperti ini akan sangat berbahaya dan mengancam stabilitas nasional.

Masalah lainnya adalah jumlah setengah penganggur yaitu yang bekerja kurang dari jam kerja normal 35 jam per minggu, pada tahun 2002 berjumlah 28,87 juta orang. Sebagian dari mereka ini adalah yang bekerja pada jabatan yang lebih rendah dari tingkat pendidikan, upah rendah, yang mengakibatkan produktivitas rendah. Dengan demikian masalah pengangguran terbuka dan setengah penganggur berjumlah 38 juta orang yang harus segera dituntaskan.

Masalah pengangguran dan setengah pengangguran tersebut di atas salah satunya dipengaruhi oleh besarnya angkatan kerja. Angkatan kerja di Indonesia pada tahun 2002 sebesar 100,8 juta orang. Mereka ini didominasi oleh angkatan kerja usia sekolah (15-24 tahun) sebanyak 20,7 juta. Pada sisi lain, 45,33 juta orang hanya berpendidikan SD kebawah, ini berarti bahwa angkatan kerja di Indonesia kualitasnya masih rendah.

Keadaan lain yang juga mempengaruhi pengangguran dan setengah pengangguran tersebut adalah keadaan kesempatan kerja. Pada tahun 2002, jumlah orang yang bekerja adalah sebesar 91,6 juta orang. Sekitar 44,33 persen kesempatan kerja ini berada disektor pertanian, yang hingga saat ini tingkat produktivitasnya masih tergolong rendah. Selanjutnya 63,79 juta dari kesempatan kerja yang tersedia tersebut berstatus informal. Ciri lain dari kesempatan kerja Indonesia adalah dominannya lulusan pendidikan SLTP ke bawah. Ini menunjukkan bahwa kesempatan kerja yang tersedia adalah bagi golongan berpendidikan rendah.

Seluruh gambaran di atas menunjukkan bahwa kesempatan kerja di Indonesia mempunyai persyaratan kerja yang rendah dan memberikan imbalan yang kurang layak. Implikasinya adalah produktivitas tenaga kerja rendah.

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Terdapat banyak sekali factor yang menyebabkan tingkat pengangguran di Indonesia sangat tinggi tiap tahunnya. Masalahnya cukup kompleks mulai dari kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja, kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja, tingkat pendidikan yang sangat rendah hingga, banyaknya calon pencari kerja hingga kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia.

Semua ini mejadi pemandangan tiap tahun yang terjadi di Indonesia. Hal ini juga dapat memici permasalahan lainnya seperti sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang. Pembangunan bangsa Indonesia kedepan dapat terganggu karena pembangunan bangsa Indonesia sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan keahlian kerja, sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan pendidikan anggota keluarganya.

B. SARAN

Adanya kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota harus merupakan satu kesatuan yang saling mendukung untuk penciptaan dan perluasan kesempatan kerja. Kesadaran dan dukungan ini menunjukan suatu kepedulian dari segenap komponen bangsa terhadap masalah ketenagakerjaan indonesia, utamanya upaya penanggulangan pengangguran. Menyadari bahwa upaya penciptaan kesempatan kerja itu bukan semata fungsi dan tanggung jawab Depatemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, akan tetapi merupakan tanggung jawab kita semua, pihak pemerintah baik pusat maupun daerah, dunia usaha, maupun dunia pendidikan. Oleh karena itu, dalam penyusunan kebijakan dan program masing-masing pihak, baik pemerintah maupun swasta harus dikaitkan dengan penciptaan kesempatan kerja yang seluas-luasnya.

petunjuk hidup

PETUNJUK HUDUP

Hari ini aku mulai hidup baru

Hari ini aku lahir kembali

Kutinggalkan kulitku yang telah aus oleh kegagalan

Kulepas pakaianku yang telah koyak oleh rasa rendah diri

Hari ini aku mulai hidup baru, hari ini aku lahir kembali

Jalan hidup yang kini kutempuh, sarat oleh kesempatan

Oleh karenanya, aku tak ingin gagal lagi

Kegagalan tak akan lagi kugunakan sebagai tanda pembayaran

Dalam perjuangan hidupku;

Karena hari ini aku mulai hidup baru, hari ini aku lahir kembali

Waktu telah memeberikan pelajaran yang sangat berharga untukku

Kini, seperti alam aku tak mau terburu-buru

Bukankah untuk menjadi rimbun pohon beringin memerlukan waktu puluhan tahun

Mengapa aku terburu-buru

Hari ini aku mulai hidup baru, hari ini aku lahir kembali

Hanyalah keyakinan hati dan pendirian yang teguh yang tak lekang oleh perjalanan waktu

Hari ini aku mulai hidup baru, hari ini aku lahir kembali

Dalam kehidupan manusia, perbedaan antara yang berhasil dan yang gagal hanyalah pada kebiasaan yang mereka lakukan

Kebiasaan baik merupakan kunci keberhasilan, sementara yang buruk membuka peluang bagi kegagalan

Oleh karena itu pulalah mulai hari ini aku akan membuat kebiasaan yang baik dan diriku sebagai budak yang setia

Hari ini aku hidup baru, hari ini aku lahir kembali

Kulitku yang tua dan keriput, biarlah menjadi debu

Dengan kelahiranku kembali aku akan melangkah tinggi diantara mereka

Yang tak lagi mengenali diriku

Hari ini aku adalah orang baru dengan kehidupan serta kebiasaan baru

Hari ini aku mulai hidup baru, hari ini aku lahir kembali

Hari ini akan kusapa dunia dengan cinta

Dengan cinta akan ku buka hati manusia

Dengan cinta akan kuterpa hati durhaka

Hari ini akan ku sapa dunia dengan cinta

Aku cinta matahari karena ia menghangatkan tubuhku

Aku cinta hujan karena ia membasuh dunia

Aku cinta cahaya karena ia menerangi perjalananku

Aku cinta kegelapan karena ia membuatku mencari bintang

Hari ini akan kusapa dunia dengan cinta

Akan kusanjung musuhku, kujadikan ia sahabatku

Akan kusemangati kerabatku, kujadikan ia saudaraku

Pujian akan meluncur dari mulutku, bukan cemoohan

Cercaan kujauhi, hinaan kuhindari

Hari ini akan kusapa dunia dengan cinta

Takkan lagi kumanjakan diriku dengan kegetiran hidup serta kerdilnya hati

Melainkan, dengan kehangatan dan lembutnya

Dengan cinta akan kutahlukkan dunia, dengan cinta aku perkasa

Dengan keteguhan hati keberhasilan akan kunikmati

Bila hatiku teguh, pantang runtuh, langkahku tetap

Kemenangan pasti kukecup

Dengan keteguhan hati keberhasilan akan kunikmati

Aku bukan pengecut yang berlutut walau dilecut

Aku taksudi mendengar tangis atau rintihan

Dengan keteguhan hati akan kunikmati keberhasilan

Ganjaran diberikan bukan pada awal, melainkan pada akhir perlombaan

Seribu kegagalan mungkin menghadang

Namun keberhasilan sering terlindung di balik belokan

Bagaimana aku tahu betapa dekatnya sasaran yang harus kugapai

Bila aku enggan menggapai

Dengan keteguhan hati keberhasilan akan kunikmati

Langkah-langkah baru akan senantiasa kuayunkan

Seandainya yang pertama sia-sia

Yang kedua atau yang ketiga mungkin berguna

Dengan keteguhan hati, keberhasilan akan ku nikmati

Kata-kata kekalahan akan kuhapus dari kamus kehidupanku

Begitu pula ungkapan-ungkapan seperti ketidakmampuan, kegagalan dan patah harapan

Akan kutiupkan dalam semangatku

Bahwa kegagalan adalah kesempatan untuk bangkit dan berusaha kembali

Dengan keteguhan hati, keberhasilan akan kunikmati

Aku akan mencoba, mencoba dan mencoba lagi

Aku tak akan mengakhiri hari-hariku dengan kekecewaan serta keputusasaan

Akan kusambut terbitnya matahari dengan kepercayaan

Akan ku tatap fajar dengan keyakinan hati

Dengan keteguhan hati, keberhasilan akan kunikmati

Aku akan mencoba, mencoba dan dan menang

Hari ini akan kulalui seolah hari akhirku

Aku tak akan membuang waktu untuk menyesali kekalahan, kepedihan hati

Serta ketidakberuntungan di hari yang telah lalu

Mengapa pula aku harus membuang yang baik dan memetik yang buruk?

Hari ini akan kulalui seolah hari akhirku

Hari ini adalah satu-satunya hartaku dan detik-detik ini adalah keabadianku

Kuangkat tanganku untuk bersyukur atas hari baru yang dikaruniakan kepadaku

Dalam kemurungan aku berkidung, Dalam kesedihan aku tersenyum

Dalam ketakutan aku meloncat ke depan, dalam keraguan aku berteriak

Dalam kegelisahan aku berkarya, dalam kemiskinan kubayangkan kemakmuran

Dalam ketidakmampuan kubayangkan keberhasilan

Dalam kerendahan diri aku berdandan

Dalam kepongahan aku ingat kegagalan

Dalam kemewahan aku ingat kepapaan

Dalam kesombongan aku ingat kelemahan

Semenjak hari ini akan kusapa dunia dengan tawa

Bila aku tersenyum, tubuhku terasa sehat

Bila aku terkekeh bebanku diringankan

Bila aku tertawa hidupku semakin panjang

Semenjak hari ini akan kusapa dunia dengan tawa

Bukankah segala yang ada di dunia ini suatu hari akan berakhir?

Bila aku dirudung duka, akan kuhibur diriku dengan kalimat yang satu ini:

”Segala-galanya akan berakhir”

Begitu pula bila suatu hari aku dilambung kegembiraan dan membuatku

hampir terlena akan kubisikkan pula kalimat ini ”segala-galanya akan berakhir”

Akan kulukis hari ini dengan tawa, akan kubingkai malam ini dengan lagu

Selama aku dapat tertawa, aku tak akan berkekurangan

Dan karenanya aku bahagia, aku berhasil dan perkasa

Hari ini akan kulipat gandakan usahaku seratus kali

Dari sehelai daun murbei tercipta sutera

Dari tanah liat tercipta istana

Dan dari bulu domba tercipta busana raja

Bila daun murbei, tanah liat dan bulu domba dapa dihargai sedemikian tinggi

Berkat tangan-tangan cekatan manusia

Mengapa pula diriku yang manusia tak mampu melipatgandakan kemampuan dan usaha seratus atau seribu kali

Berbeda dengan bulir gandum yang tak dapat menentukan pilihannya, aku dapat dan mampu memilih masa depanku

Aku tak akan membiarkan kehidupanku hilang percuma dilahap sesama, atau digilas oleh kegagalan dan keputusasaan.

Seperti bulir gandum yang ditabur di lahan subur, terlebih dulu aku akan menentukan sasaranku, kemudian melipatgandakan kemampuan yang kumiliki.

Dan tak akan pernah menganggap sasaranku terlampau tinggi.

Bukankah lebih baik mengincar bulan dan mengenai burung garuda dari pada mengincar burung garuda dan mengenai burung dara.

Hari ini akan kulipat gandakan usahaku seratus kali

Akan kulakukan pekerjaanku sedemikian sehingga kegagalan tak akan menyerang.

Akan kubiarkan lenganku menggapai sedemikian hingga keputusasaan tak lagi berpeluang dan aku menang.

Hari ini aku akan bertindak

Apa gunanya impian, rencana, cita-cita bila semua tak disertai oleh perbuatan

Hanya perbuatan dan tindakan yang dapat menopang keberhasilanku.

Hari ini aku akan bertindak

Bukankah penangguhan atau penundaan menunjukkan adanya keraguan?

Aku takakan lagi menangguhkan tugas untuk hari ini ke hari esok,

Karena aku tahu esok hari tak pernah ada

Akan kubiarkan diriku bertindak, walau mungkin ia tak begitu saja membawa kebahagiaan atau keberhasilan bagiku

Bukankah lebih baik berbuat sesuatu namun gagal

Dari pada berpangku tangan dan kemudian menyesalinya

Hari ini aku akan bertindak

Dengan kalimat ini akan ku kendalikan pikiranku

Agar tindakan yang ku lakukan akan membuahkan keberhasilan

Dengan kalimat ini pula akan kuhadapi semua tantangan dan kegagalan pun akan menghindar

Hari ini aku akan bertindak

Hanya tindakan sajalah yang akan dapat mengangkat dan melipatganakan harkatku ditempat kerja dan karenanya aku akan melipatgandakan tindakanku

Aku akan bertindak sekarang juga karena esok hari diperuntukkan bagi orang pemalas. Apalagi karena esok hari yang lemah tampak kuat, padahal aku tidak lemah

Apalagi esok hari yang gagal tampak berhasil, padahal aku tak ingin gagal

Hari ini aku akan bertindak

Bila singa lapar, ia akan makan bila haus ia minum

Tanpa tindakan ia akam mati

Demikian pula diriku, aku lapar keberhasilan, aku haus kebahagiaan

Serta ketenangan hati.

Tanpa berbuat sesuatu hidupku hanya akan diliputi kegagalan, kesengsaraan dan kemurungan

Hari ini aku akan bertindak

Keberhasilan tak pernah mau menunggu

Bila aku menunda-nunda, ia akan meninggalkan diriku selama-lamanya.

Sekarang juga aku akan bertindak

Ya, Allah, Tuhan maha pencipta, tolonglah aku

Hari ini aku lahir kembali di dunia telanjang dan sebatang kara

Tanpa bimbingan-Mu keberhasilan dan kebahagiaan akan menjauh dariku

Aku tak hendak memohon busana, emas ataupun kesempatan yang seimbang dengan kemampuanku, yang kuminta agar aku berhasil memanfaatkan kemampuanku sebanyak kesempatan yang terbuka bagi diriku

Kau ajarkan pada singa dan burung garuda bagaimana berburu dengan perkasa dengan cakar dan taring mereka.

Ajarilah aku berburu dengan kata dan menjadi kaya akan cinta. Agar dimata sesamaku aku bagai singa dan ditempat kerjaku aku bagaikan seekor burung garuda.

Tolonglah aku agar tetap bersahaja dalam menghadapi hambatan dan kegagalan, namun jangan kau jauhkan keberhasilan dan kemenangan dari pandangan mataku

Berilah padaku tugas yang telah gagal dilakukan oleh rekan-rekanku dan bimbinglah aku untuk memetik benih keberhasilan dari kegagalan yang mereka lakukan

Berilah aku waktu yang cukup untuk mencapai tujuan hidupku dan bimbinglah aku untuk memperlakukan setiap hari yang kau berikan sebagai hari terakhir.

Pimpinlah aku mengatur kata-kataku agar yang terdengar selalu benar, dan jauhkan aku dari omong kosong yang menyakitkan.

Bimbinglah aku agar selalu mau mencoba, dan mencoba dan buatlah agar aku selalu waspada untuk mencium setiap kesempatan yang dibukakan bagiku.

Limpahilah diriku kesabaran dan tolonglah diriku agar mampu memusatkan seluruh tenaga dan kekuatanku

Basuhlah diriku dengan kebiasaan yang terpuji, agar yang terburuk akan larut dalam kehidupanku. Berkatilah diriku agar memiliki rasa iba terhadap sesamaku.

Tolonglah aku agar menyadari bahwa segala-galanya akan berakhir. Berilah akhir yang terbaik untukku.

Ingatkanlah diriku agar tak pernah lupa menghitung semua rahmad yang pernah kau karunikan kepadaku.

Namun segala-galanya menurut kehendakmu ya, Allah. Walau aku kecil, kau buat diriku lain dari mereka. Bukankah itu berarti bahwa bagiku telah kau sediakan tempat serta tugas yang khusus pula.

Oleh karena itu ya Allah, bimbinglah tanganku, tunjukkanlah padaku jalan terbaik

Biarlah aku menjadi seperti rencanamu

Di sadur dari: The Great Salesman in the World oleh OG Madino